19. MENGATASI WRITTER'S BLOCK

Resume ke      : 19
Tema.               : Mengatasi Writer's Block
Hari/ Tanggal  : Rabu, 01 Juni 2022
Pukul                : 19.00 - 21.00 Wib
Gelombang      : 24
Narasumber.    : Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr
Moderator.       : Lely Suryani
Hari ini bertepatan dengan peringatan hari Lahirnya Pancasila, seakan semakin membangkitkan semangat juangku untuk meneruskan sejarah perjuangan bangsa dengan apa yang kumiliki sebagai seorang guru yang bersomisili di sebuah pulau yang terletak di pesisir timur pulau Sumatera dan memiliki luas yang  berukuran 11.693. 54 km persegi yaitu Pulau Bangka.

Meskipun saya tinggal di pulau kecil, saya bersyukur diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melayani negara yang berstatus PNS sejak tahun 2006. 

Sejak mendapatkan kesempatan tersebut, saya baru dapat merasakan arti sebuah perjuangan dalam makna yang sebenarnya. 

Dan malam ini, saya katakan juga sedang berjuang untuk memperoleh kemenangan untuk mengalahkan diri sendiri serta turut terlibat aktif dalam mengembangkan bidang literasi dengan tekun belajar menulis, menulis dan menulis ... 

Demikian juga malam ini, yang merupakan malam ke-19 bergabung bersama seluruh peserta Belajar Menulis pada gelombang 25-26 untuk tekun mengasah ketrampilan bersama Tim Solid Om Jay yang luar biasa.

Malam ini, kami akan ditemani ibu Elly Suryani sebagai moderator dan ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr
Untuk lebih mengenal siapa narasumber malam ini, bisa kita lihat pada link di bawah ini 
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Ternyata bu Ditta adalah seorang guru yang mengajar di di SMP Negeri 1 Cipeundeuy, Subang Jawa Barat. Selain sebagai guru, beliau juga  penulis setia di Kompasiana, mengikuti jejak sang guru Blogger Indonesia Om Jay.

Bu Dita juga telah berhasil meraih gopay dari Kompasian, karena tulisannya telah berhasil dikunjungi,  dilihat dan atau dibaca lebih dari 10.000 kali dalam waktu satu hari sejak dipublish.
Luar biasa banget deh bu Ditta  prestasinya yahhh ...
Upss ternyata, beliau juga berhasil menjadi pengajar praktik Pendidikan Guru Penggerak.
Oh ya, jangan sampai tidak tahu ya bahwa bu Ditta juga memiliki kenangan terindah dan terlupakan saat beliau berhasil menerima tantangan dari Prof. Eko Indrajit yang menjadikan tulisan beliau dapat dicetak di penerbit mayor ... 
Decak kagum deh dengan pretasi bu Ditta yang sangat luar biasa yaaah
Ini bukti rasa bangga dan bahagia beliau saat berhasil menyelesaikan tantangan menulis.
Banyak hasil karya tulis yang telah dikirim di kompasiana oleh bu Ditta 
Silahkan untuk membuka tautan di bawah ini ya rekan-rekan 
Selain di blog Ruang Inspirasi ( https://dittawidyautami.blogspot.com ), sesekali saya juga menulis di Kompasiana :
https://www.kompasiana.com/ditta13718

Sekarang, bu Ditta akan segera berbagi ilmu dan pengalamannya untuk seluruh guru yang bersedia mengikuti jejaknya untuk menjadi guru sekaligus penulis aktif yang sukses. 

Adapun materi yang akan disajikan beliau malam ini adalah tentang Writter's Block ... 
Nah loooo ... 
Materi tentang apa nih ... 
Yuk kita simak, dengan tekun agar kita tidak menjadi gagal fokus alias gafok ... 😅🙈

Upss ternyata beliau juga memberikan tantangan untuk menulis kepada peserta. 
Hmmm ... tampaknya memberikan tantangan kepada peserta, dinilai oleh para narasimber sebagai cara efektif untuk meningkatkan motivasi menulis.
Bisa kita teladani jejak mereka untuk anak didik kita di sekolah ya rekan-rekan 😅

Dari tantangan yang diberikan bu Ditta, luar biasa swrunya.
Bqnyqk pwswrtq yang twetarik mwmgikutinya. 
Tidak terasa waktu tweus beelalu.
Waktu untuk memberikan tantanganpun berakhir.

Yuk ... 
Kembali ke laptop bu Ditta yang siap menyajikan materinya.

Disampaikan oleh bu Ditta bahwa 
Wikipedia mengartikan writer's
block yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler :
Yamg dapat dikatakan sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Penyebabnya adalah :
1. Mencoba metode/ topik baru dalam menulis
2. Stres
3. Lelah fisik/ mental
4. Terlalu perfeksionis
Saat kita merasakan sulit untuk fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang Writer's Block (WB)

WB bisa menyerang siapapun, tak peduli apakah penulis atau penulis senior, karena WB terjadi umumnya bukan karena masalah terkait komitmen/kompetensi menulis.
Lama WB terjadi pada seseorang sangat bervariatif, teegantung dari seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut, yah dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun

Agar bisa mengatasi writer's block, dapat segera teratasi maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya.
Dari berbagai media dan artikel yang tersebar di dunia maya, ditambah dengan pengalaman pribadi, ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan writer's block, seperti 
foto di atas ☝🏻

Dikatakan bahwa mencoba metode/ topik baru dalam menulis
Demikian penjelasan bu Ditta mengapa metode/ topik baru dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya writer's block :
Contohnya seperti tantangan kita di awal. 
Adapun alasannya sebagai berikut :
Bagi yang mengetahui sejarah hari lahirnya Pancasila, mungkin tak kan mengalami kesulitan dalam menulis.
Tapi bagaimana dengan orang-orang yang merasa bahwa ini adalah "topik baru" dalam bahan tulisan mereka?
Itulah sebabnya, mengapa WB bisa saja datang kepada orang-orang yang masih asing dengan topik tulisannya
Cara mengatasinya adalah teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita hancurkan.
Mantaap yaaah ... 
Makin pinter dong jika sering sering-sering terserang writer's block , karena kita makin rajin membaca referensi tambahan, sebagai salah satu solusi mengatasi WB.

Karena ternyata bukan saja topik baru metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB.

Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. 

Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya.

Pada kasus ini, _mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis_ merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.

Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa *stres* adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari
luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Baik stres, lelah fisik maupun mental bisa juga menjadi sebab-sebab kita terserang WB.

Misal kita dituntut menyelesaikan tulisan untuk segera dikirim. Ketika stres, bisa jadi kita malah kehilangan inspirasi untuk melanjutkan menulis.

Meski stres dan lelah fisik bisa menyebabkan WB, sesungguhnya menulis pun bisa dijadikan salah satu cara healing terbaik.
Masa sih ???

Iya dong ... 
Caranya dengan metode jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang kita tulis tersebut.
Dengan kata lain menulis jurnal meditasi sama halnya dengan melakukan curhat tentang segala yang dirasa, dikeluhkan (jika ada), dsb.
Nah, jika sudah tenang, semoga kembali muncul inspirasi untuk melanjutkan menulis.

Selanjutnya dijelaskan lebih detil penyebab WB lainnyaadalah terlalu perfeksionis

Astaaaaga ... 
Ternyata saya juga pernah terserang WB rupanya ... 😱😱😱
Nah apa penjelasannya ...
Ternyata .... 
Pengalaman beliau menulis di Kompasiana, dapat menjelaskan alasan mengapa terlalu perfeksionis juga menjadi penyebab WB 

Ini ulasan detil bu Ditta :
Bapak Ibu mungkin bertanya, apa hubungannya tulisan tentang PPPK dengan materi sekarang?

Bapak dan Ibu, di Kompasiana serta beberapa blog lainnya terkadang muncul keterangan jumlah pengunjung dan atau yang membaca artikel tersebut.

Tulisan ini adalah salah satu rekor terbaik saya saat ini karena telah dilihat dan atau dibaca lebih dari 10.000 kali dalam waktu satu hari sejak dipublish.

Tentu ada banyak tangan dari orang-orang yang berbaik hati turut membagikan link tulisan sehingga jangkauannya meluas
Saya senang. Tentu. Tapi ... hal-hal seperti ini bisa jadi boomerang bagi penulis daaan menjadi penyebab WB

Ketika kita "sukses" menulis, katakanlah banyak dibaca orang. Atau buku kita jadi best seller.

Setelahnya kita mungkin akan berpikir bagaimana caranya agar tulisan kita bisa menarik banyak pembaca lagi? Bagaimana agar tulisan kita banyak dikomentari lagi? Bagaimana agar tulisan kita menjadi "sempurna".

Demikian rupanya alasannya.
Singkatnya, kita seperti berada dalam tekanan diri untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik demi sebuah pengakuan dari orang lain terkait dengan prestasi yang telah kita dapatkan.

Lebih lanjut bu Dita menjelaskan bahwa ketika hal ini terjadi, ada dua kemungkinan yang akan terjadi :
1. Penulis tetap melaju dengan tulisannya.
2. Penulis terserang WB dan mulai tersendat sendat menulisnya

Maka, hati-hati ya bapak/ ibu dalam bersikap dan memaknai akan arti ingin menghasilkan yang terbaik.
Singkatnya kita jangan terlalu berambisi untuk meraih yang kita inginkan, harus mampu mengerem diri. Karena egala sesuatu yg berlebih itu kurang baik?

Luaaaar biasa materi dari bu Ditta yang akhirnya membuat saya menjadi paham apa itu writter's block ... 
Moga selanjutnya, saya dapat memanage keinginan lebih bijak agar tidak terserang writter's block yang menurut saya, sangat tidak baik untuk kesehatan baik secara pribadi maupun sosial. Karena akan memberi pengaruh yang sangat luar biasa merugikan bagi kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup.


Cerio, 01 Juni 2022


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony Kelas Menulis PGRI Gelombang 25 dan 26

14. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

TANTANGAN DAY 25 : "MASIHKAH, PAGI AKAN MENJEMPUTKU KEMBALI ?"