Resume 4 . Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
RESUME 4. KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA
PGRI
Tema
: Menulis
Buku dari Karya Ilmiah
Hari
/ Tanggal : Senin / 16 Januari
2023
Pukul : 19.00 – 21.00 wib
Gelombang : 28
Narasumber : Eko Daryono, S.Pd
Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd
”Jangan biarkan mata pena
kita mengering menguap tak berarti” demikian satu tagline yang saya
kirim di salah satu WAG Kegiatan Belajar Menulis PGRI yang telah di prakarsai
oleh Dr. Wijaya Kusumah sejak Tahun 2020 lalu, seakan menjadi penyulut semangat
bagiku dan teman-teman yang mengikuti Kegiatan Belajar Menulis nasional,
gelombang 28.
Demikian pula, seorang tokoh
motivasional speaker terkenal di Amerika, John Maxwell, menggambarkan passion
sebagai “the fuel for
will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan”
menjadi “kemauan”.
Kedua pernyataan tersebut
disampaikan sebagai pembukaan dari pertemuan ke-empat KBMN yang disampaikan oleh moderator cantik,
yang dikenal dengan panggilan Mbak Yanti.
Kedua tagline tersebut
disampaikan oleh beliau tidak lain adalah ingin mengajak seluruh peserta
kegiatan untuk memiliki komitmen dalam meraih suatu harapan hingga tercapai.
Demikian pula dengan komitmen
dan berkonsisten menulis, sama halnya dengan melakukan suatu analisa, untuk
menguji suatu tindak
penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita
kenal karya ilmiah.
Tema bahasan kali adalah “Menulis Buku dari Karya Ilmiah” yang akan disampaikan Bapak Eko Daryono, S.Pd. Karya ilmiah, yang sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat
tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku.
Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah
disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya
mengerucut pada standar isi buku
Apa itu Karya
Tulis Ilmiah (KTI)?
KTI dalam Peraturan Kepala LIPI
Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review),
kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau
kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah
Apa sajakah yang
termasuk KTI
Secara umum KTI ada dua, yaitu
1.
KTI Non buku, contohnya
a.
KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi
b.
KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal
c.
KTI berupa ulasan atau resensi
2.
KTI Buku, contohnya :
a.
Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi
b.
Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan
c.
Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding
Tidak semua KTI itu berupa buku, meski secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi,
tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Tapi lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat
publikasinya terbatas.
Struktur Penulisan KTI
Umumnya seperti struktur bab berikut ini :
Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar
dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis,
desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus
Perbedaan Laporan KTI dan KTI yang
dikonversi Menjadi
Buku
Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan
KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan
keseluruhan isi laporan KTI
Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI
dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika
KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku.
Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab
Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil
konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes,
bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini,
peneliti, teman sejawat, penulis
Cara Mengkonversi KTI Menjadi Buku
1.
Memodifikasi
Judul
Judul KTI umumnya mengandung
unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik
tempat maupun waktu).
Judul buku hasil konversi
seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik,
unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya
subjektif.
Contoh buku konversi dari
hasil penelitian saya sendiri
2.
Memodifikasi
Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa
laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang
baku seperti yang telah saya uraikan di atas.
Nah, pada saat laporan
tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan
gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi
buku seolah-olah terpisah-pisah
3.
Modifikasi
Bab I
Bab I yang
biasanya PENDAHULUAN
boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata
lain yang menggambarkan kemenarikan buku
Menurut, penjelasan dari narasumber, bahwa beliau melakukan konversi PTK yang
buatnya dengan melakukan perubahan pendahuluan dengan
FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena
sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah
dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal
sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku
Adapun secara struktur,
tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan,
tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang
4.
Modifikasi
Bab II
Contohnya isi bab II dari PTK yang di susun sebagai berikut:
Susunan bab dan sub bab di
atas di rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi
beberapa bab, yaitu :
5.
Modifikasi
Bab III
Substansi bab 3 sebenarnya
lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis
data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya
Ada beberapa alternatif yang
dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2
atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.
Menghilangkan bab 3
maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa
dicermati dari isi pembahasannya
Menginclude bab 3 di bab 2
maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.
Misal dari contoh ini,
langkah-langkah tindakan saya include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan
Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas
Menarasikan bab 3 di awal
bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal
pembahasan, sebagai contohnya berikut ini :
Namun narasi tersebut butuh
kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka
narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan
1.
Modifikasi
Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan
bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan
judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku.
Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV
Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM
PEMBELAJARAN TIK
Pada buku bab IV dapat
dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang
menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari
setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai
pendukung.
Misalnya saya pernah mengedit
buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full
karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan
2. Modifikasi
Bab V
Pada laporan hasil penelitian,
bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan.
Hanya saja, isi bab tidak hanya
simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait
dengan hasil penelitian.
Saya pernah mengedit desertasi
yang bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku
3. Modifikasi
Lampiran
Lampiran yang disertakan
hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data
mentah.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku
Pertama, keaslian laporan hasil
penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang
tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus
yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis
sendiri
Kalau karya seperti skripsi,
tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada
generate machine untuk pengecekannya
Kedua , menghindari kompilasi yang
terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini,
sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis
Mengapa demikian, saat penulis
menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan
bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para
pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan
Ketiga memilah dan memilih data yang
dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak
bombastis
Keempat, modifikasi bahasa buku. Hindari
pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut
si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian
ini, peneliti, bahkan penulis
Kelima, hindari pengambilan sumber
kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
Keenam, wajib menuliskan semua daftar
Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.
Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan
buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB
Keren bu There, karena tetap semangat.. Aku sering WB tu.. he..he..
BalasHapusMantap bu
BalasHapus