Resume 9 : Menulis Itu Mudah

 

RESUME 9.  KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA PGRI

Tema                           : Menulis Itu Mudah

Hari / Tanggal             : Jumat/ 27 Januari 2023

Pukul                           : 19.00 – 21.00 wib

Gelombang                 : 28

Narasumber                : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator                   : Lely Suryani, S. Pd.SD                      

 

Writing is Easy??? Hemmm siapa bilang. Menulis itu semudah berkata, semudah bernafas, semudah kita menggerakkan kaki mengikuti irama. Masih kesulitan menulis???

Yuk, kita ikuti kelas Belajar Menulis bersama Prof. Dr. Ngainun Naim, sebagai narasumber tunggal yang akan mengajak kita untuk berani menulis, karena menurut beliau “Menulis Itu Mudah.” Pernyataan dari pria kelahiran, Tulungagung, 19 Juli 1975 yang berprofesi sebagai dosesn di salah satu perguruan tinggi negeri ini, sekaligus menjadi tema pokok dari pertemuan ke-9 Kegiatan Belajar Menulis Nasional (KBMN) gelombang 28, yang dilaksanakan pada hari Jumat 27 Januari 2023, melalu WhatsApp Group (WAG) pukul 19.00 – 21.00 wib.

Pada pertemuan kali ini, moderator yang membersamai narasumber dan para peserta kegiatan, adalah Bu Lely Suryani, S.Pd.Sd, yang telah sukses menuliskan dan menerbitkan buku Biografi Dr, Kusumah Wijaya, M.Pd, atau yang lebih akrab kita kenal dengan panggilan sebagai OmJay.

Komitmen dan konsisten menulis, yang dilakukan oleh Bu Lely, demikian panggilan singkat beliau, telah berbuah manis dan telah dinikmati banyak orang karena kebermanfataan hasil karya beliau dalam bidang literasi.

Selanjutnya, Bu Lely akan membantu seluruh peserta dan juga narasumber, sebagai moderator yang smart untuk mencerna semua materi yang akan disajikan.

Seperti biasa, kegiatan diawali dengan berdoa bersama agar kegiatan kita lancar adanya dari awal hingga paripurna. Sementara itu sang moderator cantik memberikan curicullum vitae narasumber agar peserta dapat mengenal lebih dekat narasumber yang ternyata telah memiliki 47 judul buku, sungguh luar biasa dan produktif sekali narasumber membuat tulisan dan menerbitkannya. Maka sangat pantas dan layak, jika OmJay meminta beliau untuk membagikan seluruh pengalaman dan ilmu yang dimiliki  dan membagikan tips menulis dengan mudah.

Narasumber yang telah memiliki banyak pengalaman menulis, berkeinginan mengajak seluruh peserta berani menulis, karena menurut beliau, Menulis Itu Mudah.” Demikian tema yang akan disajikan pada saat ini. Oh ya, moderator cantik dan smart, juga mengingatkan peserta untuk absensi di link https://forms.gle/ohJESNTapq9q7RKM6

Cara Menulis Dengan Mudah

Sebelum membahas tema lebih lanjut, narasumber menunjukkan kerendahan hati dengan menyatakan bahwa, “ Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak bapak-ibu sekalian bisa menulis, caranya satu: dengan menulis dan apa yang mau ditulis? ” ( Prof. Dr. Ngainun Naim, Narasumber pertemuan ke-9)

Salah satu contoh tulisan milik narasumber, yang dapat kita baca, terdapat pada link: https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html yang mengisahkan tentang suasana ramadhan di ALun-Alun Trenggalek tempat saya tinggal.

 Dan satu tulisan lagi yang mengisahkan tentang pertemuan narasumber dengan seorang sahabat yang di kenal hanya melalui WA, yang akhirnya mau menyampaikan salah satu kunci menulis yang mudah adalah:

1.     Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.

Dijelaskan bahwa saat menulis kita tidak usah merasa bingung mencari ide, tuliskan saja apa yang kita alami sehari-hari, jangan takut salah atau jelek, takutlah jika tidak menulis.

2.     Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit.

Karena tindakan tersebut akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran, tuliskan saja semua yang ada dalam pikiran secara bebas. Hentikan menulis dan simpan dahulu jika kita kehadbisan ide untuk menulis, simpanlah dahulu di laptop, jangan dibaca dahulu, berilah jeda agar dapat dicermati kalima demi kalimat, kemudia tambahkan ide jika perlu ditambah, dan jika ada typo dapat kita perbaiki.

3.     Sebelum kita mengunggahnya di Blog atau di Kompasiana, sebaiknya kita membaca ulang tulisan yang telah kita buat tadi, bisa sekali atau dua kali. Prinsip sederhananya adalah meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan dari tulisan yang ingin kita posting. Alasannya juga sederhana saja, yaitu karena tulisan kita adalah jejak kita. Beberap contoh tulisan profesor, yang dapat menambah wawasan dan inspirasi, bagi kita seperti :

Ø  https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.

Tulisan ini sudah beberapa kali di edit oleh Profesor Ngainun Naim. Dalam salah satu komentar, ada yang menyampaikan bahwa tulisan profesor dirasa berat. Hal ini tentunya menjadi satu kewajiban bagi beliau sebagai seorang guru besar. Dimana tulisan digunakan untuk kepentingan akademik.

Sementara tulisan-tulisan ringan, juga dibuat oleh profesor untuk kepentingan publik,  sebagi pemenuhan kerinduan sebagi seorang penulis.

Di bawah ini, merupakan contoh-contoh tulisan beliau yang ringan dan mudah untuk dibuat.

Ø  https://www.spirit-literasi.id/2022/01/kado-sangat-indah-di-awal-tahun.html.

Ø  https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html.

Ø  https://www.spirit-literasi.id/2022/04/jejak-dari-bukittinggi-dari-ngarai.html.

Intinya pengalaman hidup kita sehari-hari menjadi sumber tulisan yang subur.

4.     Satu lagi kunci menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL, artinya kita menulisnya sedikit demi sedikit, yang dilakukan secara rutin setiap hari, dengan berbagai jenis tulisan, tidak perlu banyak, misalnya yang dilakukan beliau memberi target menulis 3-5 paragraf untuk di blog atau kompasiana. Sedangkan untuk artikel jurnal, beliau menulis 1 paragraf saja.

Demikian 4 cara menulis dengan mudah yang telah disampaikan oleh profesor kepada seluruh peserta. Mari kita semua untuk mempraktekkannya.

 

Sesi Tanya Jawab

 

P. 01 = Dewi – Seruyan, Kalimantan Tengah

Pertanyaan ;

1.     Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini.

2.     Apa ada contoh penulisan jurnal? Terimakasih

Jawab :

1.     Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

2.     Contoh Penulisan Jurnal, silahkan untuk dikunjungi :

Ø  https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html.

Ø  https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.

 

P. 02 = Evridus Mangung- dari NTT

Pertanyaan ; Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Jawab : Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

 

P. 03 = Imro’atus Sholihah – MTsN 4 Jombang – Jawa Timur

Pertanyaan ;

Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

Jawab : Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir. Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

 

P.04 = Farida Lisanti - Kab. Musi Rawas

Pertanyaan : Assalamu'alaikum. Prof. melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana. Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.👍👍🙏🙏

Jawab : Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

 

P.05 = Teguh Wiyono – Bekasi

Pertanyaan : Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.

Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat  cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof?

Jawab : Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

 

P. 06 = Toto - Kota Bekasi

Pertanyaan : Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya?

Jawab : Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS.

Paragraf 1: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?

Paragraf 2: Menulis yang dialami.

Paragraf 3: Menulis Perjalanan, dan seterusnya.

Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL

 

P.07 = Sri Mulyati – Cirebon

Pertanyaan: Kalau kita menulis setiap hari secara Ngemil, apakah dengan judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku??? Terima kasih🙏

Jawab : Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari.

 

P. 08 = Eka Yulia – Kalimantan Tengah

Pertanyaan :  Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming? Hatur nuhuun.

Jawab : Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

 

P.09 = Nurkhotijah - Wonosobo

Pertanyaan : Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna? Terima kasih

Jawab : Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.

 

P.10 = Rahman - Sumenep Madura

Pertanyaan : Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. Terima kasih

Jawab : Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis. Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

 

P. 11 = Hilman – Kep. Babel

Pertanyaan : Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai tuh tulisan. Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut  prof.

Jawab : Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.

 

P. 12 =  Candra - Jakarta

Petanyaan : Apakah metode  menulis mengemil ini efektif prof, terutama bagi kami yg pemula?

Jawab : Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif. Bisa simak jawaban saya untuk pertanyaan ke enam.

 

P. 13 = Afida - Sampang

Pertanyaan :

1.     Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?

2.     Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?

3.     Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?

 

Jawab : Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa.

 

P. 15 =Nurmiati -Temanggung

Pertanyaan : Pada pemaparan materi yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya :

1.     kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain?

2.     Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?

Jawab : Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. Kapan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online

1.     https://scholar.google.co.id/

2.     https://www.mendeley.com/

3.     https://www.academia.edu/

Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama.

 

P. 14 = Dyah - Kabupaten Bandung Barat

Pertanyaan : Saya penulis pemula, jadi masih banyak rasa takut untuk memposting tulisan di blog, apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung dsb

Jawab ; Sepanjang tulisan itu karya kita yang tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Saya sudah kenyang kritikan dan review. Justru itu, menurut saya, jalan untuk maju.

P. 15 = Ari Susanah -  SMPN 5 Tambun Selatan - Kab Bekasi.

Pertanyaan : Dulu saya semangat sekali untuk menulis, dari  ketika anak saya baru satu, dan ketika itu status saya masih guru honorer, ide saya selalu muncul tentang artikel parenting dan dongeng anak. Saya juga sudah menulis dua buku tunggal dan 18 buku antologi dengan tim komunitas penulis kab Bekasi. Saya juga pernah menjadi editor. Namun sekarang ini setelah saya diangkat menjadi ASN PPPK, saya sibuk dengan pekerjaan, tidak ada motivasi di lingkungan kerja tentang kepenulisan, dan juga saat ini saya dikaruniai 5 orang anak yg semuanya masih di bawah umur. Ide saya selalu muncul, tapi saya kehabisan waktu dan tenaga untuk menulis. Bagaimana cara untuk mempertahankan ide? Supaya tidak lupa

Jawab : Segera eksekusi. Manfaat jeda waktu. Jaga semangat. Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup.

 

P.16 = Sugiharto dari MAN 1 Brebes.

Pertanyaan :  Sebaiknya kita menulis dulu baru menentukan judul, atau menentukan judul baru menulis? Terimakasih

Jawab : Tidak ada patokan, kodisional

 

P. 17 = Agustin - Jakarta,

Pertanyaan : Apakah tulisan yang kita tuliskan harus mengalir begitu saja dengan melihat apapun?  Lalu, haruskah tulisan kita ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca? Karena, banyak tulisan yg sy baca, kosong seperti tulisan saya prof. Bagaimana Prof menanggapinya?

Jawab : Jawabannya panjang ini. Silahkan baca artikel di atikel :

https://www.spirit-literasi.id/2022/11/strategi-menulis-tentang-perjalanan.html.

 

P. 18  = Suhaimi.

Pertanyaan : Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal.  Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit. Jurnal sudah pasti bisa.  Terimakasih

Jawab : Baca artikel saya ini: https://www.spirit-literasi.id/2022/09/slot-dan-waktu-terbit.html.

 

P. 19 = N

Pertanyaan :

1.     Banyak sekali yang ingin saya tulis, dan kalimat demi kalimat sudah berlalu lalang di kepala....tapi untuk menuangkan menjadi tulisan sulit rasanya. Lalu dipaksa untuk menulis namun kalimatnya jadi tidak runtut.  Bagaimana cara mengatasinya ?

2.     Kalau kita menulis kegiatan orang lain, atau pengalaman hidup orang lain , apakah dalam etika menulis  itu dibolehkan.?Apakah ketika kita menuliskannya  disebutkan  nama , tempat dll nya ....seperti sebuah berita?Ataukah bisa kita ubah menjadi cerita fiksi ?( Namanya disamarkan ). Terimakasih  banyak

Jawab : Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing.

 

P. 20 = Yoyon Supriyono - Cirebon

Pertanyaan:  Adakah syarat atau ketentuan agar tulisan bisa dimuat di jurnal?

Jawab : Baca pada artikel :

1.     https://www.spirit-literasi.id/2022/09/kunjungi-jurnal-tujuan.html.

2.     https://www.spirit-literasi.id/2022/09/penyebab-penolakan-artikel-jurnal.html.

3.     https://www.spirit-literasi.id/2022/09/dari-lima-belas-menit-hingga-lima-belas.html.

 

P. 21 = Wahyuning – Jakarta.

Pertanyaan : Ngemil menulis sering saya lakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku, saya malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan tersebut? Terima kasih.

Jawab : Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum. Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan, lalu cicil secara ngemil, jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku

 

P. 22 = HR. Utami – Semarang

Pertanyaan : Kita sering mendapatkan motivasi serupa ini ya, 'Menulis Itu mudah', "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi' (mantra sakti OmDok Jay. 'Mulailah dari yang sederhana, yang dilihat, dialami", dan banyak lagi. Persoalannya, menuangkan begitu saja, kemudian published apa bisa dilakukan terus menerus. Apa tidak perlu mengoreksi bahasa (diksi, dan perangkat bahasanya? Jika bukan kita yang merawat bahasa kita, siapa lagi? lama-lama bahasa Indonesia bisa rusak dong. Bagaimana, Prof.? Matur nuwun.

Jawab : Menulis setiap hari bukan berarti tanpa editing. Ibu bisa simak penjelasan saya di atas. Aspek yang penting dari menulis itu adalah kemampuan mengeluarkan ide dan gagasan menjadi tulisan. Ini jangan dipagari dulu dengan teori ini dan itu. Berani dulu. Artinya, ini tahapan yang belum selesai. Nah, setelah tulisan jadi, baru diedit. Itu dua hal berbeda. Jika menulis itu diawali dari harus begini, harus begitu, maka jadinya kayak mahasiswa yang menulis skripsi itu. Takut salah. Takut ini itu. Jadinya ya nggak jadi-jadi.

 

P. 23 = Ahmad Fatch - Bekasi

Pertanyaan : Dari penjelasan Prof, itu sepertinya sangat mudah, tetapi kenyataan kita kesusahan untuk memulai nya, bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita?  Karena kebanyakan merasa takut tulisan nya jelek, takutnya tulisanya tidak ada yang baca, takut tulisannya tidak besumber, mohon pencerahannya Prof! Terima kasih sebelum dan sesudahnya

Jawab : Awalnya dipaksa. Lawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Selamat mencoba

 

P.24 = Sri Rejeki - Yogyakarta

Pertanyaan : Bagaimana agar ketika menulis kegiatan sehari-hari atau peristiwa yang kita alami, bisa  lebih berwarna dan tidak membosankan saat dibaca. Terima kasih

P. 25 =  Sri Rahayu – Klaten

Pertanyaan :  Kalau apa yang kita alami selalu dituliskan apalagi di posting di medsos misal blog, apa plus minusnya Pak Ngainun, ada kemungkinan menimbulkan

Jawab : Semua yang kita lakukan lalu kita unggah di media sosial itu pasti akan dinilai berbeda-beda. Tidak mungkin semua menilai plus. Tulisan saya, misalnya, juga demikian. Sepanjang niat kita baik dan isinya juga baik, Insyaallah bermanfaat jika diunggah di media sosial.

 

P. 26 = Rosjida Ambawani - Ciamis.

Pertanyaan : Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat bbrp waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tsb maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa. Bgmn Prof?

Jawab :  Saya sering menulis kisah perjalanan secara ngemil. https://www.spirit-literasi.id/2022/12/surabaya-sunan-bungkul-dan-jejak-ilmiah.html.  Tulisan ini selesai dalam 4 hari. Bukan tulisan yang panjang, tetapi saya memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya. Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya. Namun ada juga yang selesai dalam sebuah perjalanan. Ini misalnya https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/08/empat-keunikan-shalat-jumat-di-masjid.html. Begitu banyak pertanyaan, yang diberikan oleh para peserta, dan mendapatkan jawaban-jawaban yang begitu bernas. Semoga sajian sebagi resume kegiatan ini bermanfaat,

 

Salam Literasi

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony Kelas Menulis PGRI Gelombang 25 dan 26

14. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

TANTANGAN DAY 25 : "MASIHKAH, PAGI AKAN MENJEMPUTKU KEMBALI ?"