5. MENULIS DI KALA SAKIT
RESUME 5 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Tema
: Menulis di
Kala Sakit
Hari
/ Tanggal : Senin / 7 Maret
2022
Pukul : 19.00 – 21.00 wib
Gelombang : 23-24
Narasumber : Bpk. Suharto, M.Pd
Moderator
: Bpk. Dail Ma’ruf
Malam
kelima pertemuanku bersama teman-teman di WhatsApp Group (WAG) di kelas Belajar
Menulis PGRI asuhan Om Jay kali ini, akan didampingi seorang narasumber yang
sungguh-sungguh diluar dugaanku, sehingga sempat membuatku terhenyak setelah
melihat video yang ditayangkan tentang seorang bapak yang sedang terbaring
karena menderita sakit dengan kondisi tubuh kurus lemah dan tak bertanya, yang membuatku
tak dapat mengungkapkan dengan kata-kata, karena dipenuhi dengan rasa perih dan pedih
melihatnya. Namun puji Tuhan, video yang membuat saya sempat tenggang berakhir
dengan happy ending.
Tokoh
utama yang ditayangkan dalam video tersebut, ternyata adalah profil narasumber
malam ini yaitu Bapak Suharto, M.Pd yang
ditemani oleh Bapak Dail Ma'ruf sebagai moderatornya
Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari
narasumber malam ini, dimana Bapak Suharto, yang akrab dipanggil Cing Ato layaknya
panggilan khas masyarakat Betawi. Cing Ato merupakan seorang penyintas GBS.
Beliau berprofesi sebagai seorang guru yang mengabdikan diri di MTsN 5 di
Jakarta Utara.
Tahun
2016 merupakan awal Cing Ato ikut belajar menulis dan Tahun 2017 mulai
mengikuti dengan intens di Cipanas. Namun
sayang, belum lama ingin mengenal dunia menulis, Cing Ato tiba-tiba terkena
sakit lumpuh, total tak bisa bergerak kecuali kepala, mata, memori, dan
pendengaran yang masih normal. Namun sebelum sakait beliau sempat menulis satu
buku yang berjudul Azan (2018). Kala itu Cing Ato mendapatkan ide menulis dari
Om Jay. Pelajaran berrharga yang sungguh menyentuh saat Cing Ato menjalani masa
sakitnya dengan penuh kesabaran dan ketawakalan, yang didampingi istri tercinta
yang kuat, tabah, sabar dan setia. Selama tiga tahun delapan bulan Cing Ato
menikmati perjalanan hidupnya dengan penuh syukur kendati kondisi fisiknya
lumpuh. Selama itu pula Cing Ato berbekal dengan keyakinan untuk berikhtiar
sembuh dari sakitnya. Semua dilakukan dengan penuh keyakinan dan keiklasan
meskipun jutaan rupiah yang harus dikeluarkan demi kesembuhan dan kesehatannya
tak pernah diperhitungkannya.
Karena
keterbatasan fisik yang disebabkan kelumpuhan yang dialaminya, membuat Cing Ato
menjadi kesulitan untuk melakukan aktivitas. Dalam keterbatasannya yang tak
dapat bergerak dalam kurun waktu yang cukup lama Cing Ato merasa bahwa kegiatan
membaca dan menulis merupakan yang sangat mungkin untuk dilakukannya karena
didukung oleh kecanggihan tekhnologi. Membaca dapat dilakukannya dengan
menyimak youtube sedangkan menulis
dilakukan oleh Cing Ato dengan bertahap. Hal tersebut diawali dengan saat
ditemukannya gawai milik istrinya yang berdering dan tertinggal di rumah.
Melalui asisten rumah tangga, beliau meminta tolong untuk mengambilkan gaway
milik sang istri yang sedang berdering tersebut dan berhasil dipegangnya
setelah Cing Ato berusaha dengan sekuat tenaga.
Setelah
kejadian itu, akhirnya Cing Ato bisa memulai kembali menulis dibaearnda facebook tentang apa saja yang
dialaminya ketika beliau sakit. Semua pengalaman mulai dari saat terserang
sakitnya, saat di rumah sakit, dan hari-hari selama menajalani perawatan di
rumah sakit, dan semua peristiwa yang terjadi, sampai akhirnya Cing Ato kembali
ke Madrasah.
Semua
kronologis pengalaman hidup Cing Ato ditulis secara rapi di media sosial,
sehingga banyak mendapatkan apresiasi dari banyak teman Cing Ato. Tulisan yang
sudah banyak dikumpulkannya dalam jumlah banyak dimintakan judul dari para
pembaca melalui facebook dan akhirnya
muncullah ide cemerlang untuk menuliskan judul Kembali ke Madrasah
Kemampuan
menulis Cing Ato semakin terasah dengan aktif menikuti berbagai pelatihan
menulis, seperti yang diadakan oleh Om Ja. Keikutsertaan Cing Ato dalam menulis tergabung pada kelompok 8 dan
akhirnya bisa menghasilkan buku solo dengan judul Belajar Tak Bertepi Tulisan yang dihasilkan semakin hidup. Saat
Cing Ato menulis, seakan benda yang ditemukan di sekitarnya selalu
divisualisasikan seperti sesuatu yang bernyawa. Semua yang dirasakan saat itu
diungkapkan dalam tulisan dan rangkuman, yang akhirnya melahirkan 2 buku baru
Cing Ato dengan judul GBS Menyerangku dan Kisah Nyata Seorang Guru Bergulat dengan
Penyakit Langka dengan Menulis. Karena Cing Ato menulis setiap hari maka ratusan
artikel tersimpan di facebook dan blogspotnya, dan lahirlah kembali buku
Cing Ato dengan judul Menuju Pribadi Unggul yang dimbing Bapak
Akbar Zaenudin.
Selama
masa pandemi Cing Ato selalu menulis, waktu kosong selalu dimanfaatkan untuk
menulis, dan belum bisa tidur jika belum mendapatkan ide menulis. Hal ini
dikarenakan menulis bagi Cing Ato adalah cara untuk menambah amal ibadah dan
cara untuk mendapatkan banyak sahabat,
ada juga yang berkonsultasi tentang menulis, hingga mendapatkan panggilan menulis. Cing
Ato juga membagikan tips menulis bagi pemula, yakni :
1. Menuliskan
hal-hal yang disukai
2. Menuliskan
hal-hal yang pernah dialami dan dirasakan
3. Menulis
tengtang segala hal yang ada di sekitar kita.
4. Gunakan
Bahasa sederhana asalkan pesan tersampaikan denga sungguh
Demikian
resume kelima yang dapat saya sajikan dari pertemuan ke-22 malam ini
Terimakasih
Komentar
Posting Komentar