22. KIAT MENULIS CERITA FIKSI
- Resume ke : 22
- Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
- Hari/ Tanggal : Rabu, 08 Juni 2022
- Pukul : 19.00 - 21.00 Wib
- Gelombang : 24
- Narasumber : Sudomo, S.Pt
- Moderator : Sigit Purwo Nugroho
Sejak sepulang sekolah tadi siang, tanpa komando saya mengambil gadget, tuk sekedar melihat chat siapa saja yang masuk dan berita apa yang kudapatkan hari ini.
Setelah saya buka-buka dari chat yang masuk ke wa saya, ada satu chat yang menarik perhatian dan konsentrasi saya. Perhatian saya langsung fokus dan tertuju pada kiriman dari pak Sigit Purwo Nugroho yang rupanya bertugas sebagai moderator pada pertemuan malam ini. Dari flayer yang dikirimkan beliau, dengan sangat jelas tertulis judul tema untuk pertemuan malam ini, yaitu Kiat Menulis Cerita Fiksi yang akan disajikan oleh narasumber yang sangat bersahaja yaitu Bapak Sudomo, S.Pt.
Sedikit perkenalan dengan pak Sudomo, S. Pt tersaji pada gambar di bawah ini :
Setelah menyampaikan salam hangat untuk menyapa seluruh peserta kegiatan Belajar Menulis gelombang 25-26, pak Sigit, yang sehari-hari bekerja sebagai seorang guru SMP Negeri di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, pada malam ini beliau juga akan memandu kegiatan Belajar Menulis sebagai moderator. Sebagai moderator beliau menyampaikan tertib acara, dengan harapan agar kegiatan berjalan lancar. Selanjutnya beliau juga menyampaikan tehnik pembelajaran yang berbeda dari biasanya.
Namun sebelumnya beliau mengingatkan peserta, jika ingin mengajukan pertanyaan silahkan untuk menyebutkan nama lengkap, gelombang, asal daerah, dan pertanyaan yang akan disampaikan.
Pak Sigit malam ini akan mengajak peserta untuk belajar dengan menggunakan sistem yang beliau adopsi dari Pendidikan Guru Penggerak.
Pertemuan kali ini sempat membuat saya bingung, karena fokus saya kembali terbagi dua. Keduanya sama penting, sehingga saya tidak dapat memilih prioritas.
Dan sepertinya saat itu, saya seakan mengalami write's block yang sungguh-sungguh membuat saya merasa panik dan ketakutan tak dapat menyelesaikan keduanya.
Puji Tuhan, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas yang diminta tanpa membutuhkan waktu lama.
Segera setelah saya menyelesaikan tugas tersebut, saya buru-buru kembali untuk mengikuti pertemuan belajar menulis. Saya mencoba untuk memanjat dan mengejar isi Chat yang tertinggal cukup jauh. Meskipun ngos-ngosan, saya akhirnya dapat kembali fokus mengikuti pertemuan malam ini.
Adapun sistem yang digunakan pak Sigit adalah dengan menggunakan beberapa alur pembelajaran seperti dibawah ini :
Alur Pertama : Mulai dari Diri
Pada alur ini, peseta diminta untuk menuliskan pengalaman belajar menulis cerita fiksi, yang meliputi pengalaman menulis cerita fiksi, kendala yang dialami, keseruan yang ditemukan dalam menulis fiksi,. Setelah itu hasil sharing dikirimkan kepada pak Sigit
Alur Kedua : Eksplorasi Konsep
Pada bagian ini, peserta diminta oleh pak Sigirt kembali mencermati, merenungkan dan sekaligus mempelajari video pembelajaran Menulis Fiksi itu Mudah di https://youtu.be/dXX9RWxT_u8 sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran berikutnya.
Alur Ketiga : Kolaborasi
Pada bagian ini, peserta diminta untuk menulis cerita fiksi dengan berkolaborasi, tehniknya adalah meneruskan stimulus, yaitu melanjutkan sepenggal cerita yang diberikan oleh pak Sudomo,
Alur Keempat : Demonstrasi Kontekstual
Pada bagian ini, pak Sigit mengajak peserta kegiatan untuk kembali mencerna materi terkait cerita fiksi., terkait tentang premis,kemudian kembali peserta diminta untuk memilih salah satu cerita dari 3 cerita yang tersedia kemudia diminta untuk menuliskan premis cerita yang dipilih tadi, yang berisikan tentang tokoh, tantangan, dan resolusi.
Alur Kelima : Elaborasi Pemahaman
Pada bagian ini, pak Sigit kembali mengajak peserta ber-elaborasi tentang materi kita malam ini, yaitu tentang pentingnya kita belajar menulis cerita fiksi, yang antara lain adalah :
> Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka.
> Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel.
> Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.
> Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. > > Selanjutnya adalah ide dan genre cerita carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. Setelah itu adalah mulai menulis, melakukan swasunting setelah selesai menulis dan memublikasikannya.
Alur Keenam : Koneksi Antar Materi
Pada bagian ini, peserta diminta untuk membuat rangkuman dari materi sehingga dapat memahami secara menyeluruh. Dan pak Sigit akan membantu dengan peta konsep sehingga dapat membantu peserta membuat resume yang lengkap.
Alur Ketujuh : Aksi Nyata
Pada bagian ini, peserta diharapkan dapat melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara menulis resume pertemuan malam ini.
Akhirnya selesai juga mengikuti alur pembelajaran yang disajikan oleh pak Sigit yang membuat saya ngos-ngos'an mengejar alur pembelajaran ini
Kalau dicermati lebih lanjut, seperti pembelajaran sainstefic yang digunakan pada kurikulum 2013 lalu
Meskipun ngos-ngosan saya mengikutinya, namun saya mendapat pengalaman baru ternyata sebagai guru abad 21 haruslah lebih siap dan sigap untuk lebih kreatif dan mandiri dalam mengikuti perubahan demi kemajuan dan perkembangan diri sebagai guru profesional
Pembelajaran selanjutnya adalah sesi tanya jawab
Dibawah ini merupakan salah satu pertanyaan yang saya ajukan, yang ssempat membuat saya bingung. Adapaun pertanyaan saya adalah :
Theresia.
Pangkal Pinang.
Gel. 25
Pertanyaan saya berikutnya pak ;
1. Bagaimana cara efektif utk menemukan tema dari sebuah cerita ?
2. Manakah yg terlebih dahulu dimiliki oleh calon penulis cerita fiksi : tema atau konsep cerita ?
Jawab :
Terima kasih pertanyaannya, Bu. Saya akan coba jawab, ya.
1. Cara efektif menemukan tema sebuah cerita adalah membacanya secara cermat. Tentukan garis besar cerita dengan menandai kejadian-kejadian penting dalam cerita. Termasuk di dalamnya adalah memahami karakter tokoh dalam cerita.
2. Konsep cerita. Kenapa? Karena tanpa konsep cerita yang jelas tema tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itu bagi calon penulis fiksi terlebih dahulu memahami konsep cerita yang akan ditulisnya. Tema rasanya lebih mudah untuk dipelajari karena bisa berasal dari diri kita sendiri atau sekitar kita.
Pada alur ketujuh, peserta diminta untuk melakukan aksi nyata dengan wujud nyatanya adalah hasil membuat resume kegiatan malam ini
Meski saya, agak bingung bagimana maksud pak Sigid, saya akan tetap mencoba meski salah. Karena akan menjadi lebih sangat salah apabila saya tidak membuatnya ... 🙈🙈
Seperti teori sistem pembelajaran yang digunakan pakSigitt pada pembelajaran malam ini mengikuti alur yang bermula dari sendiri, persis dengn pertanyaan beliau, apa sih pentingnya peserta belajar menulis cerita fiksi ?
Ini jawabannya :
Pentingnya Belajar Menulis Cerita Fiksi, bagi peserta kegiatan BM
1. Membantu guru dalam penyusunan soal Assesment Kompetensi Minimum (AKM) literasi
2. Cara untuk menemukan passion dalam bidang kepenulisan
3. Upaya untuk menyembunyikan dan menyembuhkan diri
4. Untuk mengeksplorasi kemampuan menulis
Agar saya dapat membuat cerita fiksi, tentunya ada syarat yang harus saya penuhi sehingga saya dapat memahami dan akhirnya mengaplikasinkannya.
Syarat Belajar Menulis Cerita Fiksi, yang harus saya penuhi adalah :
1. Memiliki komitmen dan niat yang kuat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi yang akan saya buat
2. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan riset yang saya perlukan untuk mendukung alur cerita yang akan saya buat, yang dapat saya ambil melalui literatur ataupun pengalam keseharian yang saya alami dan temukan dalam kehidupan sehari-hari, karena saya tidak perlu melakukan riset ilmiah seperti PTK dan karya tulis lainnya. Karena sekali lagi cerita fiksi merupakan cerita yang diperoleh dari pengembanganimajinasi si pengarang
3. Rajin membaca cerita fiksi karya orang lain, tentu sangat bermanfaat bagi saya, untuk mengasah dan mengembangkan potensi melalui karya fiksi orang lain yang dapat membuat saya belajar dan memperoleh pengalaman bagaimana tehnik penulisan, gaya bahasa yang digunakan dan sekaligus juga memperkaya kosa kata kata saya.
4. Mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, yang berfungsi untuk meningkatkan kompetensi diri saya dan melakukan swasunting setelah saya selesai menulis cerita fiksi
5. Memahami Dasar-dasar Penulisan Cerita Fiksi, dasar yang kuat akan memudahkan dalam membiasakan diri menulis cerita fiksi
6. Menjaga Konsisten menulis, dengan konsisten menulis akan membuat saya menemukan gaya penulisan sendiri
Bentuk-bentuk Cerita Fiksi
a. Fiksi Mini
> Beberapa kata yang menggambarkan satu cerita utuh
b. Flash Fiction
> Jumlah kata khusus berkisar 50 - 100 kata
c. Pentigraf
> Cerita pendek tiga paragraf
d. Cerpen
> Jumlah kata < 7.500 kata
e. Novelet
> Jumlah kata berkisar dari 7.500 - 17.500 kata
f. Novela
> Jumlah kata berkisar dari 17.500 - 40.000 kata
g. Novel
> Jumlah kata > 40.000 kata
Unsur Pembangun Cerita Fiksi
1. Menentukan Tema :
Merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian karena sebagai langkah awal utnuk menopang cerita yang ingin kita tulis, sehingga agar mendapatkan tema yang baik kita harus konsisten agar pembecanya tidak kebingungan saat membacanya.
2. Premis
Merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat, yang memiliki kandungan unsur dari karakter tulisan, tujuan cerita, tokoh dan rintangan serta resolusinya
Cara membuat premis adalah dengan menuliskan masing-masing unur pembentuknya kemudian dirangkai menjadi satu kalimat utuh
3. Alur/ Plot
Merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita, yang dapat berupa alur maju, mundur, campuran, flashback, atau alur kronologis.
Untuk unsur yang ada didalamnya adalah pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak dan terakhir dengan penyelesaian konflik, yang tentunya tergantung dari jenis alur/ plot apa yang dipilih.
4. Penokohan
Merupakan penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita. Karakter tokoh dapat beragam seperti protagonis, antagonis, tritagonis
5. Latar/ setting
Merupakan penggambaran waktu, tempat dan suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan.
6. Sudut pandang
Merupakan cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita, misalnya sudut pandang orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua
Beberapa alat bantu yang dibutuhkan seorang penulis, seperti pena, buku tulis, kacamata, pembatas buku. sedangkan proses kreatif dalam menulis meliputi niat, baca, ide dan genre, outline, menulis, swasunting dan publikasi
Kiat Menulis Cerita Fiksi
1. Niat : memiliki motivasi, berani untuk memulai dan menyelesaikan tulisan
2. Baca Fiksi orang lain : sebagai upaya kita belajar untuk menemukan ide, pemilihan kata, gaya
dan tehnik penulisan
3. Ide dan Genre : segera mencatat ide yang muncul, menemukan ide dengan mengembangkan
imajinasi, pemilihan genre yang disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai
4. Outline : kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi, menentukan tema
agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, membuat premis sesuai tema, menentukan uraian alur/ plot berdasarkan unsur-unsurnya, menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan tehnik, penggambaran watak tokoh dengan baik, mementukan latar/ setting dengan menunjukkan sisi
eksotis dan detailnya
5. Menulis
> membuka cerita dengan baik, bisa dengan dialog, kutipan kata unik, konflik
> mengenalkan tokoh dan latar belakang dengan cara memaparkan secara baik dan jelas kepada pembaca
> menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
> menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
> memilih susunan kalimat yang pemdek dan jelas
> memperkuat tulisan dengan pemilihan kata/ diksi
> membuat ending yang baik
6. Swasunting
> dilakukan setelah selesai menulis
> Jangan menulis sambil mengedit
> memfokuskan penyuntingan pada lesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan dan logika cerita
> usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri
> siapkan KBBI dan PUEBI
Demikian lengkap langkah-langkah yang disajikan untuk peserta agar dapat memahami dan mengaplikasikan menulis cerita fiksi. Semoga kami dapat mengembangkanya dalam pembelajaran khususnya dalam penyusuanan soal AKM di sekolah, sebagai langkah awal dan selanjutnya semakin yakin untuk menyusun cerita fiksi yang beraliran horor atau pun romantis .... heheheheheheee
Cerio, 8 Juni 2022
Pakai laptop kok malah berantakan susunannya 🤣🤣🤣
BalasHapusPaket komplit bunda ku, selalu semangat menuju 30 resume..
BalasHapusTerimakasih mbak Yandri
HapusAmazing banget resumenya, lengkap marlengkap
BalasHapusTerimakasih bu Dhotul
HapusLengkap sekali Mbak... Terbaik
BalasHapusSembah nuwun bu Rumi
HapusSelalu apik dan lengkap resumenya, salut 👍👍👍
BalasHapusTerimakasih bu Ana
HapusWah...keren sekali ini, Bun.. Semoga bisa menular ke saya
BalasHapusHmmm ... resume bu Venice yg sll memberi inspirasi bagi saya
HapusKeren...tulisannya semangat untuk menulis, Bunda...Salam sehat dan sukses ....
BalasHapusTerimaksih bu Sri, salam hormat sll
HapusMantul dan menarik Bu. Semangat 💪🙏
BalasHapusTerimakasih bu
HapusHihihiiii .... Belum berani bu
BalasHapusayo kita belajar menulis cerita fiksi
BalasHapusIya Om ...
HapusTeeimakasih supportnya ... 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Masih ragu utk ikutan berfiksi ria, karena saya belum sangat memahami teori dari membuat cerita fiksi nya om