TANTANGAN DAY 15 : RINTIH LIRIHKU DALAM HENING

Hari ke              : 15
Tema                : Rintih Lirihku Dalam Hening
Hari/ Tanggal  : Jumat, 24 Juni 2022
Aku terdiam dan tinggal dalam kerinduan untuk selalu bersamaMu.
Setumpuk problema hidup dalam layar semu hadir menemani sepiku.
Satu persatu segala kebutuhan, keinginan, dan harapku meliuk gemulai memancing asaku padaMu
 
Aku terbuai dalam kisah selaksa pinta yang membawaku untuk berada dihadapanMu dan menceritakan tentang pikiranku bukan rancanganMu, sebagai yang kusembah dan kupuji

Aku menjadikan lamunan sebagai teman setiaku, hingga pada titik yang membuatku semakin jauh pada kerinduan akan hadirMu.

Aku dan sepiku telah sampai pada litani permohonan yang kuawali dalam sebait pujian dan syukur karena hadir dan karyaMu dalam hidupku.

Aku bersama balutan pasrahku masuk dalam hadiratMu dengan katupan kedua belah tanganku dan tundukan kepala mencoba pergi menjauh dari berbagai kegaduhan dan hiruk pikuk di sekelilingku.

Aku bersama hening dan sepi jiwaku selama sekian jam yang kukatakan berdoa, ternyata hanya beberapa menit pertama saja aku berbicara denganMu, dan sisanya aku berlayar kembali dalam lamunan yang kunikmatii dalam hayalan dan mimpi-mimpi semuku kemudian kurenda kata-kata indah tuk memohon, memohon dan memohon.

Aku dan khusuk ragaku, yang ku sebut berdoa, melantunkan pujian penuh syukur dan permohonan, namun sejujurnya aku sedang merangkai huruf-huruf kebencian menjadi kalimat-kalimat dendam, fitnah dan kutuk kemunafikan hidup, dan kukatakan padaMu; aku berdoa. 

Aku berdoa, mengelabui sesamaku bahkan menipu diriku membohongi Engkau karena sejatinya aku sedang menciptakan bahkan melemparkan diriku dalam maksiat diri.

Aku dalam ucapan tak bersuara seakan sedang melantunkan kidung-kidung pujian padaMu, meski sejujurnya aku tahu, Engkaupun tahu aku sedang menagih janji Engkau 'tuk mengabulkan pintaku, meski sejujurnya aku tahu, Engkaupun tahu aku sedang meratap memaksaMu untuk mendengarkan aku dan bukan Engkau.

Aku dalam hening hari ini; dalam sebuah kesadaran doaku, aku hanya berkata dalam bait harapku padaMu;
Aku merinduMu Tuhan, merindukanMu untuk memujiMu, merindukanMu untuk melaksanakan KehendakMu, merindukanMu untuk mencintaiMu dalam maaf dan ampun bagi sesamaku. 

Aku bersama hening malamku menjemput pagi; dalam sebuah iman doaku, lagi-lagi kusampaikan bait harapku hanya padaMu; 
Aku percaya padaMu Tuhan, 
merindukanMu untuk mendengarkan suaraMu dan bukan suaraku, merindukanMu bukan kebutuhan dan kehendakku tapi Imanku akan KehendakMu yang terlaksana. 

Kau hantar jiwa ragaku dalam bait kerinduan Imanku dalam tutur sederhana:  aku merindukan, merindu SuaraMu Tuhan dalam setiap langkah ;  Bersabdalah Tuhan dalam hatiku selalu, HambaMu mendengarkan  ... 🙏🏻 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony Kelas Menulis PGRI Gelombang 25 dan 26

14. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

TANTANGAN DAY 25 : "MASIHKAH, PAGI AKAN MENJEMPUTKU KEMBALI ?"