TANTANGAN DAY 25 : "MASIHKAH, PAGI AKAN MENJEMPUTKU KEMBALI ?"

 


Hari ke            : 25

Tema              : "Masihkah, Pagi akan Menjemputku Kembali?"  

Hari/ Tanggal  : Senin, 4 Juli 2022

Lirih detak jam dinding, lamat-lamat terdengar di telingaku, aku mulai tersadar dari tidurku. Meskipun suaranya nyaris tenggelam oleh suara dengkuran suamiku, namun tiap detak yang menandakan perpindahan waktu demi waktu, selalu setia menemaniku dan menghiburku, di setiap saat kala ku merasa seorang diri saja.

Tadi malam, aku berbincang lama sekali, dengan seorang sahabatku yang sangat luar biasa. Perjuangan dan keiklasannya, memberikan kesempatan bagiku untuk kembali belajar tentang banyak hal, yang secara tidak sengaja mampu mengajakku merenung dan mengungkap tentang Misteri Hidup Manusia.

Misteri tentang kehidupan yang kita jalani dari waktu ke waktu, ternyata tidak pernah mampu untuk kita ungkap dan kita ulang, meskipun semuanya begitu dekat dan menyatu dalam diri kita. Banyak orang yang mengungkapkan kalimat : “andaikan saja waktu bisa kembali, mungkin saya tidak akan begini atau begitu”. Jika kita menggali maknanya lebih dalam, kalimat tersebut dengan tegas mau menyampaikan, bahwa manusia tidak akan pernah tahu tentang apa dan bagaimana yang akan terjadi pada hidup selanjutnya ...

Keterbatasan manusia pada ruang dan waktu, tanpa kita sadari sebetulnya telah dan selalu menuntun hidup kita untuk lebih waspada dan hati-hati dalam menyikapi setiap tawaran yang diberikan kepada kita. Seorang fisikawan kelahiran Jerman, Albert Einsten yang mengungkapkan bahwa "yesterday is history tomorrow is a mystery but today is a gift that why it's called the present", yang memiliki arti yaitu "kemarin merupakan sejarah, besok merupakan misteri, namun hari ini merupakan anugrah, oleh karena itu disebut dengan masa sekarang”. Hal ini juga mau mengungkapkan bahwa masa lalu adalah sejarah yang hanya bisa di kenang, masa depan adalah sebuah mimpi yang memberi harapan baru, dan hari ini merupakan suatu anugerah yang harus kita syukuri, karena merupakan hadiah besar yang tak ternilai harganya.

Buka pikir dan hati kita; jika, segala yang indah itu sifatnya hanya sementara saja, seindah mimpi dalam tidurmu. Jangan pernah terlena dalam mimpimu, dan segeralah bangun karena itu yang akan membawamu pada sebuah kenyataan. Kenyataan-lah yang akan mengajarkan kita tentang hidup yang harus disykuri pada saat ini.

"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini". Ingatlah bahwa yang tersulit dalam hidup ini adalah mempertahankan dan menjaga apa yang kita miliki. Karena walau sudah digenggam erat pun bisa hilang atau lepas.

“Sadarilah bahwa semua yang kita miliki saat ini tak akan selamanya dapat kita nikmati. Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yang luar biasa, namun ..., ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa kita dibawa pεrgi, sehelai benang pun tak bisa kita miliki saat itu.

Apalagi yang mau diperebutkan?

Apalagi yang mau disombongkan?

Jalani hidup ini dεngan keinsafan nurani,

Jangan terlalu perhitungan,

Jangan hanya mau menang sendiri,

Jangan suka sakiti sasama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita.

Teruslah untuk tetap rendah hati dengan belajar ... dan belajar kembali.

Hadirkan dalam hidupmu, “Tiada hari tanpa kasih dan sayang”

Hiasi setiap senyummu, “Dengan keiklasan dan hidup ceria”

Hambakan hatimu pada, “setiap kehendak dan rencana Allah”

Nikmati pagimu hari ini dengan sukacita dan jagalah itu sampai malam yang akan menghantar tidurmu, tuk menjumpai kembali esok yang penuh tanya, “Masihkah, Pagi akan Menjemputku Kembali?"

 

 

Komentar

  1. Ya Allah ya robbi, sungguh sangat menginspirasi saya kata2 bunda di pagi ini, bunda there😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ... Terimakasih bu Dhoul ... Puji Tuhan, kita diajak untuk kembali fitra oleh sang surya pagi ini ya bu ... 🙏🏻🙏🏻

      Hapus
  2. Filosofi sekali
    Tulisan sederhana namun bermakna amat dalam . tulisan bagus
    Ga salah kalo saya sering mampir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Ovi sudah setia ubtuk nampir dan penguatannya dg meninggalkan jejak di lapak saya

      Hapus
  3. Hidup hanya sekali hiduplah yang berarti, kereen ulasannya menyentil tanpa menggurui

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkkk ... Begitu toh bu ... Terimakasih bu Emut yg setia berkunjung di blog saya ...

      Hapus
  4. Masyaallah , mengena didalam hati

    BalasHapus
  5. Subhanallah Bu Tere tulisannya luar biasa saya sampai terharu loh. Apalagi membaca judulnya aduh bu there ini ada-ada aja ah judulnya buat orang mewk...huuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiiii ... Saya terinspirasi dari obrolan kita semalam bu Elmi ...
      Kagum berat saya jadinya pada bu Elmi ...
      Pengen juga ... Profil bu Elmi jd judul tulisan saya yang sederhana 😅

      Hapus
    2. Hehe...silahkan Bun...kalau memang saya bisa jadi inspirasi sama bunda kenapa tidak...saya malah senang sekali bisa bermanfaat buat bangkitin semangat bunda lagi...tetap semangat pantang mundur salam sehat buat bunda there...

      Hapus
  6. Mesteri yang kita jalani dari waktu ke waktu tidak pernah mampuh kita ulangi itulah " KEHIDUPAN" yang hakiki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak Rusmana ... Tks ya pak udah berkenan mampir

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony Kelas Menulis PGRI Gelombang 25 dan 26

14. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION