TANTANGAN DAY 29 : HILANGNYA, MUKJIJAT KENIKMATAN SECANGKIR KOPI

Hari ke             : 29

Tema                : Hilangnya mukjijat kenikmatan secangkir kopi

Hari/ Tanggal  : Jumat, 08 Juli 2022

Hari ini, merupakan hari kedua suamiku kembali aktif melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru SD di sebuah Yayasan Katolik di Pangkalpinang. Yaah ... sejak kemarin, masa liburan kenaikan kelas di sekolah dimana suamiku bekerja telah habis. Waktu menunjukkan pukul 06.15 menit, suamiku  bergegas keluar rumah dan mengarah pada motor kesayangannya untuk segera melaju ke jalan raya menuju sekolah di tempat beliau mengabdikan diri, menjadi pegawai yang yayasan yang setia,  yang sebentar lagi juga akan memasuki masa pensiunnya.

Sementara anakku seperti biasanya, selalu rutin melakukan joging setiap pagi yang dilakukan sejak pukul 5 subuh tadi, hingga pukul 9 pagi nanti. Rutinitas yang selalu ditekuninya semenjak berniat untuk menurunkan berat badan tanpa harus melakukan diet. Karena menurut anakku, diet itu mahal bu, gak cocok dengan keuangan keluarga kita. Sehingga joging pagi dan sore, baginya merupakan solusi tepat untuk menurunkan berat badan. Yaaah, sejauh tidak berlebihan, saya pun menyetujui dan mengaminkan pendapatnya.

Dan tinggallah diriku seorang diri pagi itu, dengan rencana segera menuntaskan aktivitas sebagai inem seksi di rumah sendiri. Dan tidak seperti biasanya, pagi ini, kucoba untuk menuliskan pengalaman koplak yang kualami kemarin siang ... 

Kemarin pagi, seperti biasa saya melakukan kegiatan sebagai inem seksi di rumah sendiri. Yaaah, kesibukan dan aktivitas sebagai seorang ibu rumah tangga, seakan tak pernah habis dan selalu setia untuk hadir menemani emak-emak sebagai "inem pelayan yang gak ada  seksinya" ... Hemmm, mau kumulai darimana ceritanya yah ... Akh, ku mulai saja dari kecekatan diriku menyelesaikan tugas inem.

Set...set..set, bergegas kuselesaikan tugas pagiku saat itu. Satu persatu urusan rumah tanggaku selesai. Kebetulan, kemarin ada beberapa  kegiatan yang harus kuselesaikan di luar rumah. Dengan buru-buru kubereskan semua pekerjaan rumah dengan rapi dan bersih. Saya teramat ingin segera menuntaskan semuanya, sehingga berharap dan berencana, saya dapat segera  menyelesaikan semua urusanku  di luar rumah dengan  beberapa tempat yang harus saya kunjungi,  seperti ke kantor depag kota, ke samsat, ke bank, ke agen asuransi.  ditambah dengan beberapa kegiatan soasial ekonomi lainnya.

Walaupun begitu padatnya rencana kerjaku di luar rumah, namun saya tetap penuh semangat untuk segera menuntaskannya, dikarenakan niatku adalah mengupayakan segala hal terbaik untuk keluarga dan demi semua mereka yang kucinta tiada batas tenaga, ruang dan waktu selama hidupku. Segala tujuan hidupku dan diriku, sepenuhnya kuberikan untuk mereka. Hidupku selalu bersemangat karena mereka, terlebih saat membayangkan wajah-wajah mereka yang kucinta. Senyum dan tertawa bahagia mereka yang senantiasa menari-nari dipelupuk mataku seakan menjadi sumber semangatku yang utama.

Singkat ceria, selesai urusan rumah tangga, saya bergegas untuk bersiap dan mematut diri agar tampak rapi dan segar bilamana berjumpa dengan semua orang di luar. Terlebih, saya akan pergi ke sebuah kantor dari sebuah lembaga resmi, yang tentunya tidak mungkin mengeenakan pakaian santai dan sesuka hati.

Setelah saya merasa cukup rapi dan pantas, sayapun segera memastikan untuk segera meninggalkan rumah dan menuju ke bebarapa tempat yang menjadi tujuan utama kegiatanku di luar rumah. Satu persatu, tempat yang menjadi tujuanku kudatangi dan kuselesaikan urusannya. Puji Tuhan, meskipun belum sepenuhnya tuntas, namun semua sudah diawalin untuk diselesaikan. Dan dirasa sudah cukup upayaku untuk menyelesaikan emua urusan tersebut, saya pastikan untuk pulang ke rumah. Karena selain hari sudah siang, sayapun segera ingin pulang dan sampai di rumah , karena selain sudah merasa lelah, lapar dan haus pun mulai menyapa diriku.

Singkat cerita, tibalah saya di rumah dalam keadaan yang sepi, seakan tak berpenghuni. Karena ternyata, anakku tak ada di rumah. Menyadari ketiadaan anakku dirumah, maka kuambil androidku yang sejak tadi oagi belum sempat kujamah. Ku intip dan ku periksa pesan khusus dari anak kesayanganku.  Oh ternyata, anakku sempat pamit, walaupun hanya melalui pesan singkat di apkikasi wa androidku, yang dilakukan sesaat  sebelum anakku pergi bermain kerumah salah satu temannya yang baru kemarin lusa datang dari kota Yogyakarta.

Meskipun begitu banyaknya peswn yang masuk, namun ada niatku untuk segera membacanya. Karena tidak nyaman, rasanya jika langsung untuk membaca dan melayani semua pesan yang ada. 

Setelah kurasakan nyaman sikonku, ku ambil androidku dan sambil merebahkan tubuh lelahku, satu persatu kubuk, kubaca dan kutanggapi satu persatu wa yang masuk. Namun mungkin karena lelahnya diriku yang didukung oleh teriknya matahari di luar yang menyebabkan udara di dalam rumahkupun menjado terasa menjadi sangat panas, sehingga membuatku ingin beristirahat sejanak. Niat itupun kubatalkan karena masih banyak PR tulisan yang harus saya selesaikan. Akhirnya kuputuskan untuk membuat minuman iseng untuk menemaniku bekerja di rumah hari ini. Ya, sebungkus kopi sachet merk salah satu seperti iklan di televisi pun, segera ku eksekusi dan taaraaa ... kopi siap untuk untuk dinikmati. Kulanjutkan niatku untuk melanjutkan bekerja yang akan ditemani seangkir kopi penghalau kantuk dan rasa lelah ...

Astagaaaa ... betapa merasa bodoh, kaget, sebel, lucu dan sebagainya diriku saa itu. Karena baru sadari setelah, sesendok kecil kopi hangat yang sejak awal telah kubayangkan kenikmatannya, ternyata ... langsung sirna seketika, dan berubah menjadi sebuah kebingungan dan merasa ketololanku hari ini. Karena ternyata, disaat kopi kuseduh dan kucampur sedikit gula seperti biasanya, ternyata garam yang kutaburkan tadi. Maka wajarlah mukijijat kenikmatan secangkir kopi sirna dalam sekeja dan tergantikan dengan rasa nano-nano dalam diriku ...

Ini cerita kebodohan, kelinglungan dan kelelahan jiwa yang kurang piknik .... “Hilangnya mukjijat kenikmatan secangkir kopi” ... hemmm menjadi ide tulisanku hari ini. Terimakasih Tuhan, meskipun kebodohanku terbongkar, namun tetap bersyukur karena dengan peristiwa tersebut, seakan mengingatku bahwa tubuh juga butuh istirahat.

Dan akhirnya, kuputuskan untuk nonton televisi saja sendiri, sambil mnunggu kepulangan suamiku dari sekolahnya.

 

Komentar

  1. Hehe bunda there yang pernah sama dg Q, cerita emak2 si inem seksi ternyata kasus sering dijumpai oleh kami😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya bu Dhotul, sampai kopipun berubah rasa ... 🤣🤣🤣

      Hapus
  2. Kopi Bu ,kalau minumnya niat sehat insalloh banyak ngopi tambah sehat 😁

    BalasHapus
  3. Artikelnya keren Ibu Theresia. Terima kasih (Guru Dion Indonesia)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony Kelas Menulis PGRI Gelombang 25 dan 26

14. MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

TANTANGAN DAY 25 : "MASIHKAH, PAGI AKAN MENJEMPUTKU KEMBALI ?"