Resume 11 : Mengelola Majalah Sekolah

 

RESUME 11.  KEGIATAN BELAJAR MENULIS NASIONAL (KBMN) PGRI

Resume ke       : 11
Tema.               : Mengelola Majalah Sekolah
Hari/ Tanggal   : Rabu, 11 Januari 2023
Pukul                : 19.00 - 21.00 Wib
Gelombang       : 28
Narasumber.     : Widya Setianingsih, S.Ag
Moderator.        : Mutmainah

“Merupakan suatu kebanggaaan jika sekolah kita memiliki Majalah Sekolah sendiri. Banyak manfaat yang didapatkan. Media komunikasi, promosi, publikasi dan wadah kreativitas guru dan siswa. Tapi.... Apa mungkin sekolah saya bisa memiliki majalah sendiri yaa??? Bagaimana caranya??? Darimana biayanya??? Daripada galau dengan segala pertanyaan diatas, lebih baik kita temukan jawabannya di kelas belajar malam ini.”

Secara umum, majalah sekolah tidak jauh berbeda dengan majalah umum lainnya, yang berisikan tentang segala hal yang bersifat informatif dan juga edukatif serta kreatif tentang banyak hal yang dibutuhkan oleh masyarakat umum. Sementara majalah sekolah hanya digunakan oleh warga sekolah saja. Mungkin tidak banyak sekolah yang telah memiliki majalah sendiri. Padahal jika sekolah tersebut memilikinya, maka banyak hal yang membantu pihak sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan seperti, misalnya; dgunakan sebagai media untuk melakukan promosi sekolah ataupun sebagai wadah untuk mempublikasikan segala aktifitas maupun kreatifitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa, selain itu juga dapat kita gunakan sebagai sarana kounikasi.

Sungguh sangat disayangkan masih banyak sekolah yang belum memilikinya, dan hal ini tentu saja menjadi bahan refleksi kita semua, mengapa dan apa alasan serta hambatan yang ditemui pihak sekolah sehingga belum memilikinya?

Pada pertemuan ke-11 kali ini, Kegiatan Belajar Menulis Nasional (KBMN) gelombang 28 secara khusus akan mengupas tuntas tentang berbagai tanya di atas sekaligus mencoba memberikan solusi, mengingat kebermafaatan dari majalah sekolah yang begitu besar bagi perkembangan warga sekolah yang bersangkutan, maupun masyarakat yang terkait di dalamnya.

Seluruh peserta KBMN gelombang 28, akan menerima materi yang bertemakan “Mengelola Majalah Sekolah” yang di moderatori oleh ibu Mutmainah biasa dipanggil Emut dari Lebak Banten, alumni KBMN gelombang 24, dan yang membersamai bu Widya Setianingsih seorang guru di MI Khadijah Malang sebagai narasumber masih muda dan smart, dengan reputasi sebagai seorang menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap sebagai seorang menjadi editor juga penulis buku puisi "Laras Laras Makna dalam Kata"  dan juga n redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA di MI Khadijah kota Malang.

Berbicara tentang sekolah, sepertinya tak akan pernah ada habisnya jika kita tuangkan dalam dalam bentuk lisan maupun tulisan, karena begitu banyak pengalaman dan peristiwa yang terjadi. Dan secara khusus kali ini, kita akan berbicara tentang majalah sekolah yang keberadaannya dirasa ssangat penting, karena dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat baik warga sekolah maupun masyarakat luas yang membutuhkannya.

Mengawali kegiatan, narasumber menyampaikan beberapa hal terkait dengan pengalamannya dalam berproses hingga meraih reputasi gemilang yang disandang beliau saat ini, yang diakui tidak terlepas dari jasa Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang kita kenal dengan panggilan OmJay selaku Founder sekaligus Guru Blogger Indonesia.

Ucapan terima kasih juga diberikan kepada seluruh panitia team solid dan narasumber di kelas menulis BM PGRI, yang sangat membantu dengan segala  keikhlasan dalam berbagi ilmu tanpa pamrih yang telah menularkan virus ngeblog dan virus cinta literasi. Hingga berhasil melahirkan puluhan penulis di setiap kelasnya.

Diakui oleh narasumber, bahwa beliau hanyalah pecinta literasi biasa dan berawal dari zero. Sungguh bergabung di komunitas penulis seperti ini mampu melejitkan potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif, dengan memiliki “Kata Kunci Sukses, yaitu MAU”karena menjadi peserta di KBMN bukanlah suatu kebetulan. Akan tetapi itu adalah bagian dari skenario Allah, dan Percayalah takdir Allah tak pernah salah menuntun langkah kita.

Lebih lanjut, narasumber menyampaikan bahwa sekolah sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orangtua, masyarakat sebagai stakeholder sangat diperlukan, yang dapat terjawab dengan hadirnya majalah sekolah.

“Itu sama dengan pikiran yang saya dan teman saya rasakan awal mula berdirinya Kharisma (nama majalah sekolah kami). Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Satu teman saya sebagai pimred merangkap layouter. Dan saya sebagai pemburu berita merangkap bendahara.” demikian ulasan singkat dari narasumber tentang pengalamannya dalam upaya mendirikan majalah sekolah milik mereka.

Selanjutnya beliau juga menceritakan bahwa majalah Kharisma tersebut hanya berukuran setengah kertas folio. Dan untuk mencetaknya sekolah hanya mampu fotokopi. Semetara itu, untuk layout-nya dilakukan dengan cara menggunting dan menempel.

Jadi kemampuan menulis apa adanya bukan menjadi persoalan. Yang kami inginkan hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik di sekolah, hingga akhirnya majalah pertama sekolah bisa sampai ditangan anak-anak didik. Dimana pada saat itu penggandaan majalah didanai oleh sekolah.

Proses perjalanan membuat majalah sekolah, yang dialami narasumber sebagai pengalaman awa, apa adanya berjalan hingga dua tahun, dengan memiliki dua crew yang bertugas rangkap, hingga akhirnya kami harus melepas majalah Kharisma ditahun ke tiga, yang disebakan karena keterbatasan SDM dan juga pendanaan

Selam dua tahun Kharisma melakukan hibernasi, hingga akhirnya majalah sekolah tersebut bangun kembali. Dimana selama  tidur panjang, pihak mencoba untuk berbenah. Crew Majalah mulai lengkapi. Yang terdiri dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Selanjutkan mencoba untuk mengajukan proposal kepada pihak yayasan/sekolah. Untuk mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS dan juga mempercantik tampilan hingga ke percetakaan, serta mempertebal muatan bergizi dari isi majalah. Hingga akhirnya Finally "KHARISMA REBORN"

Lebih lanjut, Bu Widya menjelaskan bahwa pada tahun 2010  beliau dipercaya untuk menjadi Pimred, dan bagi beliau hal ini merupakan hal yang berat. Tapi beliau percaya dengan tim beserta crew yang ada, pasti bisa jika  yang saling membahu. Dengan berpegang pada keyakinan dan keteguhan dengan kata kunci MAU maka semua akan diberi kemudahan. Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan, yang berarti bahwa setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang.  Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat. Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI.

Majalah tersebut berisikan Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah. Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat. Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (ketrampilan KI 4) Artikel tambahan do you Know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dll

Selanjutnya, Bu Widya mengajak para peserta kegiatan untuk membayangkan sekolah asing-masing dimana setiap sudut kelasnya, siswanya, rumput dan tabaman sekitar yang ada disana. Bayangkan lagi pimpinan kita, kawan seperjuangan yang tegak berdiri berjuang bersama kita.

Tak terkecuali siswa-siswi kita tercinta. Bayangkan ...

Tentu banyak kisah, berita, prestasi yang bertebaran setiap harinya....

Setelah itu, peserta diminta untuk menuangkan dalam tulisan pada malam ini tentang sekolah sahabat sekalian di blog dengan waktu 15 menit. Dari seluruh peserta yang hadir, hanya 20 blog saja yang mengikuti tantang tersebut, yang mewakili bahwa semua bisa dan siap menjadi pimred majalah sekolah masing masing

 
SESI TANYA JAWAB :

P1= Toto Bekasi
Pertanyaan : ISBN. Kepanjangannya, apa, Bu?
Jawab : Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.Saat ini ISBN diganti QCRBN, yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain

P2
Pertanyaan : Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan? Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan.  Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong.
Jawab : Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan siswa kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna.  Apakah orangtua tdk keberatan??? Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa-bisa satu RT dipamerin semua🤭

P3: Evridus Mangung - Flores
Pertanyaan : Saya tertarik dengan pernyataan awal dari narsum di pembuka diskusi malam ini. Jika ingin menjadi penulis yang produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya: Bagaimana cara menjembatani dari kondisi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?
Jawab : Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini?Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang kita? Niat, dan komitmen. Itu kuncinya. Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.

P4: Indah Ratna - Banjarnegara
Pertanyaan : Saya sangat tertarik dengan materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah, kendalanya saya kurang menguasai langkah²nya. Untuk itu saya mohon bimbingannya, bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.
Jawab :
LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH

1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah

2.  Mengajukan Proposal. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya.

3.     Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.

4.     Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll

5.     Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua.

P5 : Candra - Jakarta
Pertanyaan :  Apakah ketika bunda buat kharisma , majalah itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua dan berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah
Jawab Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. Mereka bersedia membeli majalah itu. Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.

 P6 : Imro'atus Sholihah - Jombang Jatim
Pertanyaan : Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ? Apa syarat-syaratnya?Jawab : Untuk Kharisma kemarin  sy minta tolong penerbit yg menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 rebu. Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri. Jika ingin mengurus sendiri, syaratnya adalah :

1.    Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)

2.     Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan

3.     Mengirimkan atau melampirkan fotokopi  karya kita

 P7 : Alfian577
Pertanyaan :

1.     Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin?

2.     Perbedaan koran, majalah, tabloid, buletin

Jawab :

1.     Setahu sy kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN

2.     Perbedaannya

A.    Majalah

Ø Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

Ø Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)

Ø  memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum

 

B.    Tabloid

Ø  Ukuran umumnya A3

Ø  Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)

Ø  Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

C.    Buletin

Ø  Ukuran umumnya F4, A5 atau A4

Ø  Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)

Ø  Memuat artikel yang berisi topik kejadian popular

P9 : Amin Kurniawan
Pertanyaan : Kira kira ongkos cetak per bukunya berapaya??
Jawab : Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu dengan Hard cover

P10
Pertanyaan : Adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?
Jawab : Bisa..

1.     Yang pertama membuat mading Biasakan mengganti mading secara berkala.

2.     Yang kedua buat buletin saja. Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal

P11: Suhaimi - Aceh.
Pertanyaan : Bisakah majalah yang ber ISBN mendapatkan nilai angka kredit. Minimal sejajar dengan jurnal!
Jawab : . Bisa paak. Pak Catur Pimred Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini. Maklum saya kan bukan PNS pak hadi tidak begitu faham dgn angka kredit

P12 : Masringah - Banjarnegara
Pertanyaan : Sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menrbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki terhadap majalah tsb. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yg bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sdh edsi ke 23. Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah? karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal
Jawab : Sudah memiliki majalah sendiri. Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. Libatkan siswa melalui gurunya. Misalnya guru Bahasa Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah. Kemudian minta kpn rekan2 guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki. Harga cetak 11 ribu sedangkan harga jual 20.000

P13 : Umatun Nur Islamiyati Magelang.
Pertanyaan : Bagaimana tips  dan cara agar  bpk ibu guru MI  RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah  dan mading? Maturnuwun. Membayangkan betapa senangnya guru guru kami di Magelang bisa mendapatkan ilmu dari Ibu Widya dan ibu Emut dan bertemu ibu Widya dan ibu Emut
Jawab : Senang juga jika kami bisa berbagi ilmu. Tidak harus tatap muka bun. Kita bisa via zoom. Hubungi moderator saya jika berkenan. Cara ampuh yang bertama adalah pressure...
Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini.
Misalnya kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing Lakukan penilaian mading yg terbaik.

P14 : Eka Yulia dari Seruyan.
Pertanyaan :

1.     Apakah diawal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/ komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.

2.     Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan).

Terimakasih.

Jawab :

1.     Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pd yayasan, kepsek, komite. Setelah itu sosialisasi dgn mereka. Setelah itu sisialisasi dgn orngtua

2.     Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak.  angan pernah menyerah itu kuncinya bun... 💪🏻

 P15 :Farida - Kabupaten Musi Rawas
Pertanyaan : Assalamu'alaikum Bunda Widya🙏 perjalanan memulai hingga dapat menerbitkan majalah sekolah yg disampaikan Bu Wid sangat memotivasi saya, karena di sekolah saya belum ada majalah sekolah.  Kalaupun saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri. Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?
Jawab : Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu. Wahai hati siapkah kita berjuang? Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul-betul cinta literasi. Diskusi dgn kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah. Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas

P16 : Dewi dari Seruyan Kalteng.
Pertanyaan : Materi malam ini sangat mengunggah saya utk bisa mengikuti jejak ibu, dan kebetulan kami baru membentuk komunitas menulis di sekolah saya. Pertanyaan saya Kendala apa aja yg ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.
Jawab : Selamat yaa untuk komunitasnya. Masalahnya SDM dan SUMBER DANA

 Solusi

Niat yang kuat

pantang menyerah

komitmen

doa

Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca


P17 : Yulis Setyaningsih

Pertanyaan : Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah sekolah

Jawab : Jadikan siswa dan rekan guru kita sebagai sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insyaallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak

 

P18. : Yuni – Kab. Bekasi

Pertanyaan : Terimakasih infonya memgispirasi, mau bertanya jika mau membuat majalah online apakah langkah2nya sama dengan majalah offline, baiknya terbit brp kali dalam setahun jika online, jika majalah yang mau dibuat misal khusus unk guru pai bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya terimakasih

Jawab : Pada saat pandemi kbm dionlinekan. Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga. Langkahnya sama bun. Hanya tdk perlu di cetak. Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di webnsite sekolah, atau medsos lainnya. Terbit setahun 2 kali. Mengingat kita adalah guru dhn kesibukan yg tdk sedikit. Agar diminati berarti harus bermanfaat. Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sebagai sarana mencapai ilmu yang bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 20. KEGIATAN BELAJAR MENULIS NASIONAL

16. MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

17. GAIRAH MENULIS PUISI