Resume 11 : Mengelola Majalah Sekolah
RESUME 11. KEGIATAN BELAJAR MENULIS NASIONAL (KBMN) PGRI
Resume ke
: 11
Tema.
: Mengelola Majalah Sekolah
Hari/ Tanggal : Rabu, 11
Januari 2023
Pukul
: 19.00 - 21.00 Wib
Gelombang
: 28
Narasumber. : Widya
Setianingsih, S.Ag
Moderator.
: Mutmainah
“Merupakan
suatu kebanggaaan jika sekolah kita memiliki Majalah Sekolah sendiri. Banyak
manfaat yang didapatkan. Media komunikasi, promosi, publikasi dan wadah
kreativitas guru dan siswa. Tapi.... Apa mungkin sekolah saya bisa memiliki
majalah sendiri yaa??? Bagaimana caranya??? Darimana biayanya??? Daripada galau
dengan segala pertanyaan diatas, lebih baik kita temukan jawabannya di kelas
belajar malam ini.”
Secara umum, majalah sekolah tidak jauh berbeda dengan majalah umum lainnya, yang berisikan tentang segala hal yang bersifat informatif dan juga edukatif serta kreatif tentang banyak hal yang dibutuhkan oleh masyarakat umum. Sementara majalah sekolah hanya digunakan oleh warga sekolah saja. Mungkin tidak banyak sekolah yang telah memiliki majalah sendiri. Padahal jika sekolah tersebut memilikinya, maka banyak hal yang membantu pihak sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan seperti, misalnya; dgunakan sebagai media untuk melakukan promosi sekolah ataupun sebagai wadah untuk mempublikasikan segala aktifitas maupun kreatifitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa, selain itu juga dapat kita gunakan sebagai sarana kounikasi.
Sungguh sangat disayangkan masih banyak sekolah yang belum memilikinya, dan hal ini tentu saja menjadi bahan refleksi kita semua, mengapa dan apa alasan serta hambatan yang ditemui pihak sekolah sehingga belum memilikinya?
Pada pertemuan ke-11 kali ini, Kegiatan Belajar Menulis Nasional (KBMN) gelombang 28 secara khusus akan mengupas tuntas tentang berbagai tanya di atas sekaligus mencoba memberikan solusi, mengingat kebermafaatan dari majalah sekolah yang begitu besar bagi perkembangan warga sekolah yang bersangkutan, maupun masyarakat yang terkait di dalamnya.
Seluruh peserta KBMN gelombang 28, akan menerima materi yang bertemakan “Mengelola Majalah Sekolah” yang di moderatori oleh ibu Mutmainah biasa dipanggil Emut dari Lebak Banten, alumni KBMN gelombang 24, dan yang membersamai bu Widya Setianingsih seorang guru di MI Khadijah Malang sebagai narasumber masih muda dan smart, dengan reputasi sebagai seorang menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap sebagai seorang menjadi editor juga penulis buku puisi "Laras Laras Makna dalam Kata" dan juga n redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA di MI Khadijah kota Malang.
Berbicara tentang sekolah, sepertinya tak akan pernah ada habisnya jika kita tuangkan dalam dalam bentuk lisan maupun tulisan, karena begitu banyak pengalaman dan peristiwa yang terjadi. Dan secara khusus kali ini, kita akan berbicara tentang majalah sekolah yang keberadaannya dirasa ssangat penting, karena dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat baik warga sekolah maupun masyarakat luas yang membutuhkannya.
Mengawali kegiatan, narasumber menyampaikan beberapa hal terkait dengan pengalamannya dalam berproses hingga meraih reputasi gemilang yang disandang beliau saat ini, yang diakui tidak terlepas dari jasa Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang kita kenal dengan panggilan OmJay selaku Founder sekaligus Guru Blogger Indonesia.
Ucapan terima kasih juga diberikan kepada seluruh panitia team solid dan narasumber di kelas menulis BM PGRI, yang sangat membantu dengan segala keikhlasan dalam berbagi ilmu tanpa pamrih yang telah menularkan virus ngeblog dan virus cinta literasi. Hingga berhasil melahirkan puluhan penulis di setiap kelasnya.
Diakui oleh narasumber, bahwa beliau hanyalah pecinta literasi biasa dan berawal dari zero. Sungguh bergabung di komunitas penulis seperti ini mampu melejitkan potensi kita untuk menjadi penulis yang produktif, dengan memiliki “Kata Kunci Sukses, yaitu MAU”karena menjadi peserta di KBMN bukanlah suatu kebetulan. Akan tetapi itu adalah bagian dari skenario Allah, dan Percayalah takdir Allah tak pernah salah menuntun langkah kita.
Lebih lanjut, narasumber menyampaikan bahwa sekolah sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orangtua, masyarakat sebagai stakeholder sangat diperlukan, yang dapat terjawab dengan hadirnya majalah sekolah.
“Itu sama dengan pikiran yang saya dan teman saya rasakan awal mula berdirinya Kharisma (nama majalah sekolah kami). Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Satu teman saya sebagai pimred merangkap layouter. Dan saya sebagai pemburu berita merangkap bendahara.” demikian ulasan singkat dari narasumber tentang pengalamannya dalam upaya mendirikan majalah sekolah milik mereka.
Selanjutnya beliau juga menceritakan bahwa majalah Kharisma tersebut hanya berukuran setengah kertas folio. Dan untuk mencetaknya sekolah hanya mampu fotokopi. Semetara itu, untuk layout-nya dilakukan dengan cara menggunting dan menempel.
Jadi kemampuan menulis apa adanya bukan menjadi persoalan. Yang kami inginkan hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik di sekolah, hingga akhirnya majalah pertama sekolah bisa sampai ditangan anak-anak didik. Dimana pada saat itu penggandaan majalah didanai oleh sekolah.
Proses perjalanan
membuat majalah sekolah, yang dialami narasumber sebagai pengalaman awa, apa adanya
berjalan hingga dua tahun, dengan memiliki dua crew yang bertugas rangkap,
hingga akhirnya kami harus melepas majalah Kharisma ditahun ke tiga, yang
disebakan karena keterbatasan SDM dan juga pendanaan
Selam dua tahun Kharisma melakukan hibernasi, hingga akhirnya majalah sekolah tersebut bangun kembali. Dimana selama tidur panjang, pihak mencoba untuk berbenah. Crew Majalah mulai lengkapi. Yang terdiri dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Selanjutkan mencoba untuk mengajukan proposal kepada pihak yayasan/sekolah. Untuk mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS dan juga mempercantik tampilan hingga ke percetakaan, serta mempertebal muatan bergizi dari isi majalah. Hingga akhirnya Finally "KHARISMA REBORN"
Lebih lanjut, Bu Widya menjelaskan bahwa pada tahun 2010 beliau dipercaya untuk menjadi Pimred, dan bagi beliau hal ini merupakan hal yang berat. Tapi beliau percaya dengan tim beserta crew yang ada, pasti bisa jika yang saling membahu. Dengan berpegang pada keyakinan dan keteguhan dengan kata kunci MAU maka semua akan diberi kemudahan. Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan, yang berarti bahwa setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang. Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat. Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI.
Majalah tersebut berisikan Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah. Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat. Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (ketrampilan KI 4) Artikel tambahan do you Know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dll
Selanjutnya, Bu Widya mengajak para peserta kegiatan untuk membayangkan sekolah asing-masing dimana setiap sudut kelasnya, siswanya, rumput dan tabaman sekitar yang ada disana. Bayangkan lagi pimpinan kita, kawan seperjuangan yang tegak berdiri berjuang bersama kita.
Tak
terkecuali siswa-siswi kita tercinta. Bayangkan ...
Tentu banyak
kisah, berita, prestasi yang bertebaran setiap harinya....
Setelah itu, peserta diminta untuk menuangkan dalam tulisan pada malam ini tentang sekolah sahabat sekalian di blog dengan waktu 15 menit. Dari seluruh peserta yang hadir, hanya 20 blog saja yang mengikuti tantang tersebut, yang mewakili bahwa semua bisa dan siap menjadi pimred majalah sekolah masing masing
SESI TANYA
JAWAB :
P1= Toto
Bekasi
Pertanyaan : ISBN. Kepanjangannya, apa, Bu?
Jawab : Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN
(International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang
bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit
tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi
identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.Saat ini ISBN
diganti QCRBN, yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi
pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi
identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti
buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama
lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di
bajak orang lain
P2
Pertanyaan : Apakah Ortu tidak berat
membayarnya. wajib kan? Mengelola
Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan
kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak
contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi
sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2
penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit
tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan
hard cover apa tidak mehong.
Jawab : Memang semua itu harus memiliki
seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew.
Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan siswa kita untuk
ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. Kita
bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari
40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin lebih
menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna. Apakah orangtua tdk keberatan??? Tentu tidak
jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut
promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya
terpampang di majalah. Bisa-bisa satu RT dipamerin semua🤭
P3: Evridus
Mangung - Flores
Pertanyaan :
Saya
tertarik dengan pernyataan awal dari narsum di pembuka diskusi malam ini. Jika
ingin menjadi penulis yang produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya:
Bagaimana cara menjembatani dari kondisi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS. Adakah
tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi
situasi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?
Jawab : Untuk menjadi MAU, semua berpulang
pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita
torehkan dalam hidup ini?Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang
kita? Niat, dan komitmen. Itu kuncinya. Bergabung dgn komunitas menulis akan
menjaga niat kita menulis tetap menyala. Mengutip pernyataan bunda Kanjeng
diawal kelas dulu. Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan.
Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas
tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika
tidak menulis.
P4: Indah
Ratna - Banjarnegara
Pertanyaan :
Saya sangat
tertarik dengan materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah,
kendalanya saya kurang menguasai langkah²nya. Untuk itu
saya mohon bimbingannya, bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat
majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat
dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.
Jawab :
LANGKAH
LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH
1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari
teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan
redaksi majalah
2. Mengajukan Proposal. Membuat
proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana
dsbnya.
3. Membuat rancangan majalah.
Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4. Mencari rekanan pendukung.
Percetakan, sponsor dll
5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat,
pentingnya suatu majalah pada orngtua.
P5 : Candra -
Jakarta
Pertanyaan : Apakah ketika bunda buat kharisma , majalah
itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua dan berapa banyak
halaman ideal sebuah majalah di sekolah
Jawab : Pada awal terbit majalah dibiayai
sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek
pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana
BOS untuk buku termasuk majalah. Seiring berjalan waktu orangtua menyadari
pentingnya media komunikasi di sekolah. Mereka bersedia membeli majalah itu.
Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. Tebal tipisnya majalah tergantung
pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka
bisa ditambah halamannya. Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami
lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.
P6 : Imro'atus
Sholihah - Jombang Jatim
Pertanyaan : Bagaimana proses yang mudah untuk
mengajukan ISSN/ISSBN ? Apa syarat-syaratnya?Jawab : Untuk Kharisma kemarin sy minta tolong penerbit yg menguruskan.
Murah kok hanya sekitar 300 rebu. Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat
pernyataan karya sendiri. Jika ingin mengurus sendiri, syaratnya adalah :
1. Mengisi formulir surat pernyataan
disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit
atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)
2. Membuat surat permohonan atas nama
penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan
3. Mengirimkan atau melampirkan
fotokopi karya kita
P7 : Alfian577
Pertanyaan :
1. Apa perbedaan majalah sekolah,
jurnal, buletin?
2. Perbedaan koran, majalah, tabloid,
buletin
Jawab :
1. Setahu sy kalau majalah itu ISSN,
kalau buku baru ISBN
2. Perbedaannya
A. Majalah
Ø Ukuran umumnya A4, Letter dan B5
atau F4
Ø Kertas yang digunakan lebih halus
dan tebal (art paper/art carton)
Ø memuat artikel yang berisi topik popular bagi
masyarakat umum
B. Tabloid
Ø Ukuran umumnya A3
Ø Kertas yang dipakai lebih kasar dan
tipis (kertas koran)
Ø Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga
C. Buletin
Ø Ukuran umumnya F4, A5 atau A4
Ø Kertas yang digunakan lebih halus
(art paper)
Ø Memuat artikel yang berisi topik kejadian popular
P9 : Amin Kurniawan
Pertanyaan : Kira kira ongkos cetak per bukunya
berapaya??
Jawab : Saat ini 40 halaman, 10 warna 11
ribu dengan Hard cover
P10
Pertanyaan : Adakah cara yang paling sederhana
untuk memulai membuat majalah sekolah?
Jawab : Bisa..
1. Yang pertama membuat mading Biasakan
mengganti mading secara berkala.
2. Yang kedua buat buletin saja. Lebih
sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu
tebal
P11: Suhaimi
- Aceh.
Pertanyaan : Bisakah majalah yang ber ISBN
mendapatkan nilai angka kredit. Minimal sejajar dengan jurnal!
Jawab : . Bisa paak. Pak Catur
Pimred Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini. Maklum saya kan bukan
PNS pak hadi tidak begitu faham dgn angka kredit
P12 : Masringah
- Banjarnegara
Pertanyaan : Sekolah saya sudah punya majalah
sekolah baru menrbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang
bertugas menulis dan menghimpun berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun
berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki terhadap majalah
tsb. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang
dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yg bisa dibagikan
majalahnya bisa eksis sdh edsi ke 23. Berapa harga setelah didistribusikan ke
warga sekolah? karena
majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal
Jawab : Sudah memiliki majalah sendiri.
Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. Libatkan
siswa melalui gurunya. Misalnya
guru Bahasa Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik
akan kita tampilkan di Majalah sekolah. Kemudian minta kpn rekan2 guru untuk
mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di
majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang
akan timbul rasa memiliki. Harga cetak 11 ribu sedangkan harga jual 20.000
P13 : Umatun
Nur Islamiyati Magelang.
Pertanyaan : Bagaimana tips dan cara agar
bpk ibu guru MI RA BA punya
keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah dan mading? Maturnuwun. Membayangkan
betapa senangnya guru guru kami di Magelang bisa mendapatkan ilmu dari Ibu
Widya dan ibu Emut dan bertemu ibu Widya dan ibu Emut
Jawab : Senang juga jika kami bisa berbagi
ilmu. Tidak harus tatap muka bun. Kita bisa via zoom. Hubungi moderator saya
jika berkenan. Cara ampuh yang bertama adalah pressure...
Bukan
tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini.
Misalnya
kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi
tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing Lakukan penilaian
mading yg terbaik.
P14 : Eka
Yulia dari Seruyan.
Pertanyaan :
1. Apakah diawal pembentukan majalah
sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan
pihak sekolah serta ortu siswa/ komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan
dana.
2. Bagaimana kiat atau trik dari
majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di
sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah
luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan).
Terimakasih.
Jawab :
1. Ya betul, kami membuat proposal
dulu. Kita ajukan pd yayasan, kepsek, komite. Setelah itu sosialisasi dgn
mereka. Setelah itu sisialisasi dgn orngtua
2. Minat itu ibarat air, harus ada
kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak. angan pernah menyerah itu kuncinya bun... 💪🏻
P15 :Farida
- Kabupaten Musi Rawas
Pertanyaan : Assalamu'alaikum Bunda Widya🙏 perjalanan
memulai hingga dapat menerbitkan majalah sekolah yg disampaikan Bu Wid sangat
memotivasi saya, karena di sekolah saya belum ada majalah sekolah. Kalaupun saya berniat mau menerbitkan
majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri. Bagaimana
cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?
Jawab : Jika ibu benar berminat yg pertama
tanyakn pada hati ibu. Wahai hati siapkah kita berjuang? Jika hati sudah kuat
mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul-betul cinta literasi. Diskusi dgn
kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah. Lanjut tuangkan dalam proposal agar
jelas
P16 : Dewi
dari Seruyan Kalteng.
Pertanyaan : Materi malam ini sangat mengunggah
saya utk bisa mengikuti jejak ibu, dan kebetulan kami baru membentuk komunitas
menulis di sekolah saya. Pertanyaan saya Kendala apa aja yg ibu hadapi saat
awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang
harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita
mewujudkan majalah ini.
Jawab : Selamat yaa untuk komunitasnya. Masalahnya
SDM dan SUMBER DANA
Solusi
✅Niat yang kuat
✅pantang menyerah
✅komitmen
✅doa
Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca
P17 : Yulis Setyaningsih
Pertanyaan : Bagaimana kita tahu tulisan kita
atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah
sekolah
Jawab : Jadikan siswa dan rekan guru kita sebagai
sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insyaallah akan ada banyak masukan
untuk menjadi layak
P18. : Yuni –
Kab. Bekasi
Pertanyaan : Terimakasih infonya memgispirasi,
mau bertanya jika mau membuat majalah online apakah langkah2nya sama dengan majalah
offline, baiknya terbit brp kali dalam setahun jika online, jika majalah yang
mau dibuat misal khusus unk guru pai bagaimana tipsnya agar diminati dan mau
dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya terimakasih
Jawab : Pada saat pandemi kbm dionlinekan. Akhirnya
kami berpikir majalah kami online juga. Langkahnya sama bun. Hanya tdk perlu di
cetak. Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di webnsite sekolah, atau
medsos lainnya. Terbit setahun 2 kali. Mengingat kita adalah guru dhn kesibukan
yg tdk sedikit. Agar diminati berarti harus bermanfaat. Diskusikan pentingnya
berbagi ilmu lewat majalah sebagai sarana mencapai ilmu yang bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar